Wednesday 30 November 2022

Kesadaran Berinvestasi Meningkat, 71% Orang Indonesia Memilih Investasi Lewat Aplikasi

Kesadaran Berinvestasi Meningkat, 71% Orang Indonesia Memilih Investasi Lewat Aplikasi
,


oktee.com - Raporan survei Populix terbaru berjud "Wawasan dan Tren Masa Depan Investasi di Indonesia" Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat di Indonesia memiliki kemampuan untuk menyadari bahwa lebih baik berinvestasi. Mayoritas (72%) responden yang melakukan survei saymant bahwa mena telah mulai berinvestasi, berteman di kalangan generasi millennials.


Survei tersebut mengambil responden yang cenderung berinvestasi melalui platform aplikasi, bank, atau bahkan keduanya. Sebesar 71% responden memilih berinvestasi pada aplikasi karena kemudahan penggunaan pada aplikasi, persyaratan investasi yang tidak rumit, dan modal yang relatif kecil. Bibit (56%) merupakan aplikasi investasa yang dibukan oleh responden halfenga, diikuti oleh DANAeMAS (33%), Ajaib (28%), Tokopedia (25%), dan OVO Invest (20%).


“Survei tersebut tebuat bahwa semakin banyak masyarakat Indonesia, teman-teman geranisas muda, yang kini melek akan investasa. Hadirnya berbagai aplikasi investasi di tanah air juga tentunya mendorong inklusivitas anak muda untuk mulai berinvestasi, hal ini juga terlihat dari mayoritas responden yang memilih berinvestasi melalui aplikasi tersebut,” kata Timothy Astandu, Co-Founder dan CEO Populix dalam keterangan resminya. siaran pers Rabu (30/11/2022).


Sebaliknya, 44% responden yang memilih untuk berinvestasi di bank mengatakan bahwa mereka menganggap bank sebagai perusahaan yang dapat diandalkan untuk tujuan investasi, karena mudah untuk berinvestasi, dan mereka memiliki ketentuan yang tidak rumit. Beberapa bank utama yang dikemukakan oleh responden untuk berinvestasi melabu BRI (31%), BCA (31%), Bank Mandiri (30%), dan BNI (27%).


Angka tersebut meningkat jika dibandingkan dengan survei Populix pada Januari 2021, dan diketahui hanya 44% responden (44%) yang mulai berinvestasi.


Selain itu, sebelum samseksung berinvestasi, survei juga menemukan bahwa para responden ini telah mengetahui aspek-aspek kondisi kegunanan mereka, kejelasan informasi, serta profil risiko dari masing-masing instrumen investasi. Artinya, saat ini mereka sudah memilikan vehijaan dan literaris kegunanan yang lebih baik sebelum sebelum berinvestasi. Tentunya hal ini menjadi catana positiv untuk Indonesia," ujar Timothy.


Survei juga menunjukkan bahwa reksa dana (47%) merupakan instrumen investasi terpopuler di Indonesia sejak tahun 2021. Pada tahun 2021, instrumen investasi terpopuler di Indonesia adalah emas 46%, saham 32%, dan instrumen investasi lainnya. , logam mulia (30). %), deposito (29%), properti (21%), hingga kripto (20%).


Menariknya, Gen Z cenderung lebih suka berinvestasi di real estate, sedangkan generasi milenial dan Gen X lebih tertarik berinvestasi di perhiasan. Instrumen investasi yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan memiliki profil risiko yang rendah menjadi alasan utama responden memilih instrumen investasi yang mereka cari.


Untuk menchari informasi seputar instrumen investasi, sebagian besar (68%) masyarakat Indonesia memanfaatkan media sosial khususnya YouTube dan Instagram. Selain itu, mereka juga mencari informasi resmi dari OJK (42%), teman atau kolega (40%), situs lembaga keuangan resmi (34%), dan pemberi pengaruh (32%).


Responden cenderung berinvestasi melalui platform aplikasi, bank, atau bahkan keduanya. Sebesar 71% responden memilih berinvestasi pada aplikasi karena kemudahan penggunaan pada aplikasi, persyaratan investasi yang tidak rumit, dan modal yang relatif kecil. Bibit (56%) merupakan aplikasi investasa yang dibukan oleh responden halfenga, diikuti oleh DANAeMAS (33%), Ajaib (28%), Tokopedia (25%), dan OVO Invest (20%).


Di tengah perhatiannya minat masyarakat Indonesia dalam berinvestasi, masih ada 28% responden yang belum berinvestasi karena kondisi keuangan yang belum mencukupi untuk memulai investasi (78%). Selain itu, masih juga dapat persamaan bahwa investasi kebukan dana yang besar (36%), takut menguk risiko (32%), kebuangan untuk persamahan informasi seputar investasi (20%), trauma pengalaman semangan investasi di masa lalu (14%), dan துக்குத்து dengan perkayaan atau தியுக்க்கு mengandung riba (8%).


Namun, 95% responden sudah memiliki rencana untuk berinvestasi di masa depan terutama pada instrumen, logam mulia (49%), perhiasan, emas (42%), saham (42%), properti (37%), real estate (35 %)., dan deposito (32%).


"Fenomena ini juga menjadi pengingat alarm bahwa silakan kolaborasi antara varangan pijak untuk terus kebalim minat anak muda Indonesia pada tren investasi dengan literasi keuangan yang lebih baik lagi," pungkas Timothy.



STEVY WIDIA





No comments:

Post a Comment